ANDA INGIN PUNYA USAHA SENDIRI TAPI MASIH TERKENDALA MENJADI KARYAWAN SEBUAH PERUSAHAAN..GAMPANG...KIRIM CALON KARYAWAN ANDA KURSUS KE LPK BIMANUSA..DIJAMIN ANDA SIAP MEMBUKA USAHA SENDIRI

Sabtu, 18 Desember 2010

Peluang Usaha Mengubah Pengeluaran Menjadi Pemasukan

Artikel berikut seluruhnya bersumber darihttp://www.kaskus.us/showthread.php?t=6081462.
terima kasih untuk pak Adi yg sudah sharing...

banyak perusahaan yang tidak sadar bahwa mereka dapat merubah pengeluaran menjadi bisnis baru. 
di sini ane mau cerita dikit.

berikut adalah satu contoh kasus aja gan yang akan saya sampaikan. 
gini ceritanya gan. 

beberapa waktu lalu saya bekerja di sebuah perusahaan distributor.
setelah sekian tahun saya berkarya di daerah, saya pun mendapatkan kesempatan untuk tidak sekedar menjadi pelaksana, tapi juga pengambil keputusan, dan penetap kebijakan di pusat.
saat pertama bertugas di pusat, saya melihat banyak kelemahan, inefisiensi dan pemborosan, tentu hal ini sudah saya rasakan saat saya masih di daerah, namun beruhubung hanya sebagai pelaksana, saya hanya bisa menerima.

salah satu hal yang sering di keluhkan oleh bagian keuangan ialah tingginya biaya kirim yang selama ini terjadi.
setelah di analisa total biaya kirim yang di keluarkan lebih dari 20% dari omset yang ada. tentu ini sangat merugikan, dan bisa mengurangi margin yang di dapat. 
kita pun mencoba memutar otak untuk melakukan efisiensi.
kasus yang ada ialah: untuk pengiriman di jakarta kita menggunakan jasa kurir dengan biaya per alamat Rp. 1250 dengan minimal order 1000 alamat. dan untuk luar kota kita pakai berbagai expedisi.

setelah melalui berbagai proses pertimbangan. akhirnya kita memutuskan untuk daerah jakarta kita tidak lagi memakai jasa kurir. sebagai penggantinya saya meminta setiap karyawan untuk mencari tenaga ojek atau lainnya yang akan kita bina menjadi tenaga kerja lepas, setelah diamati rata2 kemampuan kirim per orangnya mencapai antara 70 sampai 95 alamat per area. (biasanya satu area sekitar 2 kelurahan) dan untuk satu tenaga pengiriman kita bayar Rp.50.000/hari. dengan minimal pengiriman 70 alamat, dan apabila lebih saya berikan bonus.

coba kita hitung saja secara ekonomis, saat menggunakan kurir kita di kenai biaya Rp.1.250 apabila ada 70 alamat biaya yang di keluarkan menjadi Rp.87.500. dan apabila menggunakan tenaga lepas biaya yang di keluarkan hanya Rp.50.000.
ada banyak keunggulan saat kita menggunakan tenaga lepas. mereka dapat kita jadikan alat promosi berjalan. mulai dari motornya yang kita kasih logo dan info promosi, lalu jaketnya dan helmya. dan orangnya tersebut pun bisa menjadi humas dan sales kita secara tidak langsung, karena saat melakukan pengiriman kita meminta agar mereka bisa menampung keluhan pelanggan, menerima usulan pelanggan dan sambil menawarkan produk yang lainnya.

dan untuk pengiriman keluar kota yang biasanya kita menggunakan expedisi saya mencoba mengakali dengan cara baru, apabila sebelumnya untuk jogjakarta rata-rata kita kirim sekitar 3 ton dengan biaya Rp.900/kg maka total biaya yang di keluarkan adalah 2.700.000. saya berinisiatif untuk mengubah cara pengiriman, apabila sebelumnya kita hitung perkilo. saya rubah debgan sistim sewa mobil, saya sewa mobil box dobel untuk sekali jalan ke jogja Rp.750.000/24 jam, dan biaya operasionalnya Rp.1.250.000.
lumayan menghemat, sekitar Rp.700.000

seiring berjalan waktu dengan sistim baru yang kita pakai ini ternyata cukup efisien. malah bisa menjadi unit bisnis yang baru, lalu saya coba jual konsep ini ke perusahaan lain untuk menangani jasa pengiriman mereka, sekaligus bisa jadi ajang promosi perusahaanya.
dan jadilah ini sebagai unit bisnis baru yang cukup mengahasilkan.
maka pengeluaran pun menjadi pemasukan. 

demikianlah sedikit cerita dari saya, sebetulnya masih banyak hal dari kejadian di atas yang menjadi pemasukan, tapi biarlah anda semua berfikir kretif lagi. 
apabila agan2 semua juga punya jurus merubah pengeluaran menjadi pemasukan mohon di share di sini. semoga bermanfaat. 

Sabtu, 04 Desember 2010

Menyulap Limbah Menjadi Barang Yang Berharga

MENYULAP LIMBAH JADI BARANG BERHARGA




Pikiran Rakyat, 11-09-2008, Lia Marlia 
Foto: Usep Usman Nasrulloh, 2008, Kreasi Daur Ulang Iyom
 

Iyom Rochaeni, warga Cihampelas Bongkaran RW 15 Kota Bandung punya tangan ajaib yang bisa menyulap sampah plastik menjadi tas eksklusif, keranjang buah, pernak-pernik boneka Barbie, taplak meja, sajadah, serta berbagai barang berguna lainnya.



Iyom Rochaeni, warga Cihampelas Bongkaran RW 15 Kota Bandung punya tangan ajaib yang bisa menyulap sampah plastik menjadi tas eksklusif, keranjang buah, pernak-pernik boneka Barbie, taplak meja, sajadah, serta berbagai barang berguna lainnya. 

Di tangan Iyom, berbagai "sampah" kemasan bisa didaur ulang menjadi tas-tas yang menarik. Ada dua rahasia yang dia pegang untuk menjadi seperti itu, yaitu niat baik dan ketekunan.
 

Semuanya berawal ketika Iyom beserta 25 warga kampungnya mengikuti program "Cikapundung Bersih" pada 2006, yang digelar oleh USAID. Kala itu, perempuan berumur 54 tahun ini masuk ke dalam kelompok peduli sampah dan mendapat begitu banyak informasi tentang bahaya limbah plastik terhadap lingkungan dan masa depan umat manusia.


Sebenarnya Iyom tidak terlalu mengerti bahasan ilmiah tentang limbah plastik. Yang dia tahu, dia diminta untuk melakukan sesuatu dengan sampah plastik. Iyom mulai mengumpulkan limbah plastik seperti kantong plastik atau keresek, kemasan minuman dan makanan instan, kemasan detergen dan pewangi pakaian, serta sedotan. Setelah melihat bentuk dan pola gambar kemasan plastik itu, barulah terpikir oleh ibu tiga putri ini untuk membuatnya menjadi tas belanja. 

"Waktu itu saya baru bisa menggunakan kemasan plastik besar seperti bungkus minyak goreng dan pewangi, lalu menjahitnya. Tapi karena saya tinggal di perkampungan, susah mendapat limbah plastik ukuran besar. Soalnya kita biasa beli eceran, kemasan yang kecil-kecil," tuturnya.
 

Kondisi ini kembali memaksa Iyom untuk memutar otak mencari cara untuk memanfaatkan limbah plastik yang lebih kecil dan tiba-tiba saja dalam kepalanya muncul ide, dianyam.
Iyom lalu mulai mengumpulkan kemasan plastik ukuran kecil, mengelompokkannya, dan mencucinya. Setelah dilap satu per satu, kemasan plastik itu dipotong sesuai dengan corak yang akan ditonjolkan. Pekerjaan ini dilanjutkan dengan melipatnya menjadi bentuk bujur sangkar dengan ukuran sesuai kebutuhan.

Kotak-kotak kecil inilah yang kemudian Iyom rangkai menggunakan jarum dan benang kasur, menjadi bentuk-bentuk yang terpikir olehnya. Khusus untuk limbah kantong plastik, Iyom punya teknik menganyam yang berbeda. 

Harga yang dia pasang untuk setiap barang ciptaannya terbilang mahal, Rp 35.000,00-Rp 100.000,00. Bukan kepicikan atas nama keuntungan yang berada di balik penetapan harga tinggi itu, melainkan alasan yang lebih sederhana dan sangat menyentuh.


"Sengaja harganya dibikin mahal supaya ibu-ibu yang ingin barang yang saya bikin tidak bisa beli dan memilih membuatnya sendiri. Kalau begitu kan sampah plastik yang dimanfaatkan jadi lebih banyak," katanya. 

Dari iseng, kegiatan baru istri Emuy Sunardi (64) ini berubah menjadi hobi. Tidak pernah sekalipun dia melewatkan sampah plastik yang tertangkap matanya. Sampai-sampai sang anak mengeluhkan rumah mereka yang kini seperti tempat sampah. Di mana-mana terdapat gantungan tas plastik berisi limbah plastik yang siap disulapnya menjadi bentuk baru. Bahkan, cucunya yang duduk di bangku SD kini terbiasa membawa pulang setiap sampah plastik yang ditemukannya di jalan.
**

Iyom adalah perajin limbah plastik pertama yang menerapkan teknik menganyam dalam kreasinya. Idenya itu membuat nenek enam cucu ini kebanjiran tawaran sebagai pelatih dalam pelatihan daur ulang di berbagai kota di Indonesia. Kini dia sudah membagi ilmunya ke banyak peserta pelatihan di Tasikmalaya, Ciamis, Subang, Surabaya, hingga Aceh. 

Selain itu, namanya pun sudah sangat dikenal di kalangan mahasiswa dan aktivis lingkungan. Pada beberapa kesempatan, sekelompok mahasiswa datang ke rumahnya hanya untuk belajar menganyam limbah plastik menjadi tas atau keranjang.
Tidak jarang pula rombongan turis asing mengunjungi kediamannya dan membawa pulang beberapa hasil kreasi Iyom sebagai oleh-oleh. Iyom juga beberapa kali diundang untuk memajang karya-karyanya di pameran yang digelar ITB dan Itenas. 

Begitulah Iyom. Tidak pernah pelit berbagi ilmu kepada siapa pun yang mau berguru. Suatu saat cucunya datang bersama beberapa temannya sambil membawa limbah plastik. Mereka lalu minta diajarkan membuat tempat pensil dari limbah tersebut. Walau tidak punya pengalaman membuat benda itu sebelumnya, Iyom dengan sabar membimbing anak-anak itu.
 Menurut Iyom, tawa dan ucapan terima kasih mereka sudah cukup membuatnya puas. 

Atas keputusannya untuk menyelamatkan lingkungan, Iyom dianugerahi penghargaan dari Wali Kota Bandung, Juli lalu. Akan tetapi penghargaan itu hanya berupa piagam. Jauh dari perhatian yang diharapkan Iyom dari Pemerintah Kota Bandung. 


"Saya ingin punya sanggar sendiri supaya dapat dengan leluasa melatih lebih banyak orang lagi untuk mengelola limbah plastik. Lebih banyak orang kan berarti lebih banyak limbah yang termanfaatkan," katanya, tanpa peduli tentang hak cipta yang seharusnya dia miliki atas ide dan hasil karyanya itu. (Lia Marlia)***

Copyright © 2010-